Tuesday, April 8, 2008

Intuisi: Poems in Bahasa Indonesia

Intuisi (1)

Tersentuh dan jiwa mencandu
pada aliran sungai dan arah waktu
perjalanan sinar; nafas melanjutkan
ritmenya, kaki terangkat di kemudian
jengkal, suku kata tersambung
dan perasaan tertulis.

Mencandu dan jiwa tersentuh
pada hari kelahiran dan sebab akibat
segala masa; kisah dan cerita
bertemu di sini, pertemuan mengerucut
di sini, perpisahan melebar dari sini
dan sejarah terasa.
*

Intuisi (2)

Mendengar namaku tersebut aku lucu.
Terasa sedetik itu engkau jatuh cinta.
Pada tempat lain kau tak laik untuk temanku.
Hatiku bertanya-tanya bagaimana rupamu.

Lalu aku tak tahu mengapa tergiring ke sini.
Tertinggal sendiri menunggu satu jawab.
Dari tempat lain kau terantar ke depan pintu.
Hatimu berdebar-debar tentang mungkinkah ini.

Beri satu hari padaku,
beri satu hari padamu.
Padahal kita tak saling tahu.
*
Intuisi (3)

Betapa beraninya,
aku tak banyak tahu
tentang kemurnian;
kubiarkan tetap hidup
dan kujawab,
“iya,”
perasaan yang tersiram
oleh air-air malaikat
mengubah
pemikiran-pemikiran
memungkiri ragu.
*
Intuisi (4)

Dari layar kaca pada masa sangat lalu ketika hati masih murni. Dari cerita bekas negara Yugoslavia bersosok putra tersulung yang bijaksana, keluarganya sederhana bersahaja. Tubuh ini berkembang menjadi dewasa yang mencari entah apa dengan keyakinan yang sangat kuat.
Enam tahun kemudian di Amerika tersebutlah seorang anak yang ketika marah pada ibunya selalu termenung di atas sebuah batu tiga ratus meter dari rumahnya. Jatuh cinta pertamanya pada Kalimantan di peta yang ditunjuk oleh ayahnya. Lalu membenci Jakarta tetapi terdamparlah di Balikpapan, lalu Surabaya.
Wajahnya yang Eropa sebenarnya selalu berkelebat pada rupa-rupa kekasih-kekasihku terdahulu di Jakarta ini.
*
Intuisi (5)

Aku.
Dia.
Kamu.
Mereka.
Semua. Masa lalu. Cerita.
Alam.
Konspirasi.
Simpul.
Tali-temali.
Titik. Merajut. Membentuk.
Menepi.Diam. Menuju.
Ingin. Cinta.
*

(Jakarta, 24 Mei 2006)

No comments: